Agustus 16, 2009

Mutiara Berkilau dari Bukhara (Biografi Al Imam Al Bukhari)

Bukhara merupakan sebuah daerah di belahan Asia Tengah. Daerah ini memang pernah menjadi jajahan negara Rusia dan dimasukkan dalam sebuah persekutuan dengan negara - negara di sekitarnya yang lebih dikenal dengan sebutan Uni Sovyet dengan faham komunisnya. Namun seiring dengan perkembangan zaman dimana faham komunis tidak bisa lagi diterima oleh masyarakat maka tumbanglah kekuatan raksasa Uni Sovyet dan menjadilah negara - negara persekutuan tersebut menjadi negara - negara yang merdeka, yang memiliki kedaulatan penuh dan terlepas dari kontrol pusat Rezim Kremlin, Rusia.

Dan siapa yang menyangka, bahwa dahulu pernah terlahir disana seorang manusia yang bakal menghebohkan dunia dengan kecerdasan dan kekuatan hafalannya yang luar biasa.

Nama Lengkap dan Tanggal Lahir :

Dia adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Ju’fi , yang lebih dikenal dengan Imam Al Bukhori penulis kitab Shahih Al Bukhari.

Beliau dilahirkan pada hari Jum’at tanggal 13 Syawal th 194 Hijriah setelah shalat Jum’at di daerah Bukhoro. Oleh sebab itulah beliau dinisbahkan dengan Al Bukhari karena asal tanah kelahiran beliau adalah dari daerah Bukhoro.

Kakek beliau yang bernama Bardizbah adalah berasal dari suku Persia yang menganut agama Majusi ( Penyembah Api ).

Kemudian anak Bardizbah yang bernama Al Mughiroh masuk Islam, yang mengislamkannya adalah seorang yang bernama Al Yaman Al Ju’fi. Oleh karena itulah beliau juga dinisbahkan dengan Al Ju’fi.

Bapak beliau yaitu Ismail meninggal, dalam keadaan beliau masih kecil. Dan beliau juga mengalami kebutaan semasa kecilnya. Namun ibunya terus menerus berdoa kepada Allah Ta’ala mengharapkan kesembuhan terhadap musibah kebutaan yang menimpa putra tercintanya.

Dan Allah Ta’ala pun mengabulkan permintaan dari sang hamba yang shalehah dengan memberikan kesembuhan kepada sang putra tercinta. Maka sejak saat itu sang putra tercinta dapat menikmati indahnya karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala sebagaimana manusia yang lain.

Perjalanan Menuntut Ilmu :

Beliau mulai menghafal hadits pada usia sekitar 10 tahun dan ketika itu beliau belajar di sebuah Madrasah.

Ketika usia beliau menginjak 16 tahun, beliau telah menghafal kitab - kitab karya 2 orang tokoh Tabi’ut Tabi’in yaitu Abdullah ibnul Mubarak dan Waki’ ibnul Jarrah. Pada usia tersebut pula tepatnya pada tahun 120 H, beliau bersama ibu dan saudara laki - lakinya yang bernama Ahmad pergi menunaikan Haji ke Baitullah Al Haram di Mekkah. Dan setelah selesai menunaikan haji, beliau tetap tinggal di Mekkah dalam rangka menuntut ilmu. Sementara saudara laki - lakinya yang bernama Ahmad, kembali ke tempat asalnya di Bukhara. Ketika usia beliau mencapai 18 tahun, beliau menulis kitab ” Qodhoya Shohabah wa Tabi’in ” dan kitab ” At Tarikh “.

Beliau telah menuntut ilmu kepada 1080 masyaikh ( guru ) Ahlus Sunnah. Beliau telah melakukan rihlah ( perjalanan menuntut ilmu ) ke berbagai negeri seperti Balkh, Maru, Naisabur, Ray ( sekarang Teheran - Iran ), Baghdad, Basrah, Kufah, Makkah, Mesir, Syam, Hijaz dll.

Guru - guru ( Masyaikh ) beliau :

Telah disebutkan diatas bahwa beliau memiliki 1080 masyaikh ( guru ). Diantaranya adalah :

1. Di Negeri Balkh belajar kepada :

- Maky bin Ibrahim

2. Di Negeri Maru belajar kepada :

A. Abdan bin Musa

B. Ali bin Hasan bin Syaqiq

C. Shadaqoh bin Al Fadhal

3. Di Negeri Naisabur belajar kepada :

- Yahya bin Yahya

4. Di Negeri Ray ( Teheran - Iran ) belajar kepada :

- Ibrahim bin Musa

5. Di Negeri Baghdad belajar kepada :

A. Muhammad bin Isa Ath Thaba’

B. Suraij bin An Nu’man

C. Muhammad bin Sabiq

D. ‘Affan

6. Di Negeri Basrah belajar kepada :

A. Abu Ashim An Nabil

B. Al Anshory

C. Abdurrahman bin Hammad

D. Muhammad bin ‘Ar’ur

E. Hajjaj bin Minhal

F. Badl bin Al Mihbar

G. Abdullah bin Raja’

7. Di Negeri Kufah belajar kepada :

A. Ubaidullah bin Musa

B. Abu Nu’aim

C. Khalid bin Al Makhlad

D. Thalq bin Ghanam

E. Kholid bin Yazid Al Muqri

8. Di Negeri Mekkah belajar kepada :

A. Abu Abdurrahman Al Muqri

B. Khalad bin Yahya

C. Hisan bin Hisan Al Bashri

D. Abul Walid Ahmad bin Muhammad Al Azraqi

E. Al Humaidy

9. Di Negeri Madinah belajar kepada :

A. Abdul ‘Aziz Al ‘Uwaisy

B. Ayyub bin Sulaiman bin Bilal

C. Ismail bin Abi Uwais

10. Di Negeri Mesir belajar kepada :

A. Sa’id bin Abi Maryam

B. Ahmad bin Iskab

C. Abdullah bin Yusuf

D. Asbagh bin Al Faraj

11. Di Negeri Syam belajar kepada :

A. Abul Yaman Al Hakam bin Nafi’

B. Adam bin Abi Iyas

C. Ali bin ‘Ayyas

D. Bisyr bin Syu’aib

Dan juga para tokoh - tokoh ulama besar yang lain semisal Ishaq bin Rahuyah, Ahmad bin Hanbal, Yahya bin Ma’in, Ali bin Al Madini, Nu’aim bin Hammad, Muhammad bin Yahya Adz Dzuhli dll.

Murid - Murid Beliau :

1. Imam Muslim bin Al Hajjaj

2. Imam At Tirmidzi

3. Imam Ibnu Khuzaimah

4. Abu Hatim dll.

Akhlak dan Ibadah beliau :

Beliau pernah mengatakan :Aku berharap untuk bisa bertemu Allah. Dan aku berharap ketika nanti berada di Hari Perhitungan amalan, aku dalam keadaan tidak berbuat Ghibah ( suatu perbuatan yang menyebutkan saudaranya sesama muslim dengan apa - apa yang tidak disukainya jikalau ia mendengarnya ) kepada seorang pun.

Hal ini menunjukkan akan takutnya beliau terhadap perbuatan Ghibah.

Al kisah suatu hari beliau sedang melaksanakan shalat. Tiba - tiba datang seekor kumbang besar datang menyengat beliau yang sedang shalat sebanyak 17 kali sengatan. Maka tatkala selesai dari menunaikan shalatnya, dia bertanya kepada orang - orang yang ada di sekitarnya : ” tolong lihatlah ! apa yang telah membuatku sakit ini “. Maka merekapun mendapati seekor kumbang besar telah menyengat beliau sebanyak 17 sengatan dalam keadaan beliau tidak membatalkan shalatnya.

Beliau berkata : Tidaklah aku letakkan sebuah hadits di kitab shahihku ini kecuali aku mandi terlebih dahulu dan shalat 2 rakaat.

Wafat Beliau :

Beliau mengalami fitnah yang sangat dahsyat yang dihembuskan oleh orang - orang yang merasa iri terhadap keutamaan dari Allah yang diberikan kepada beliau. Dan tidaklah beliau menginjakkan kaki ke suatu negeri kecuali penduduk negeri tersebut mengusirnya sebagai akibat dari hembusan angin fitnah yang disebarkan oleh orang - orang yang iri. Karena beliau mengalami pengusiran beberapa kali, maka beliau memilih untuk kembali ke daerah Khartanka yaitu sebuah wilayah bagian dari negeri Samarkand (sekarang menjadi ibukota negara Uzbekistan di Asia Tengah ). Beliau pergi ke daerah tersebut karena banyak dari karib kerabatnya yang tinggal di daerah tersebut. Beliau merasakan bahwa hidup ini terasa berat sekali, dan bumi yang luas terasa sempit bagi beliau. Hingga pada suatu malam tatkala beliau selesai menunaikan shalat malam ( Tahajud ), beliau berdoa kepada Allah agar diberikan jalan yang terbaik baginya. Kemudian beberapa hari setelah itu beliau mengalami sakit yang cukup keras. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengetahui betapa berat penderitaan yang dialami oleh salah seorang hamba-Nya yang sholeh ini, maka sebagai bentuk Maha Belas Kasih Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada hamba-Nya tersebut, beliau dipanggil oleh Allah yang Maha Pengasih lagi Maha penyayang pada hari Sabtu malam ‘Idul Fitri, pada tahun 256 Hijriah. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati beliau.
salafi-indonesia@yahoogroups.com
http://www.assalafy .org/mahad/ ?p=331#more- 331

April 08, 2009

Menggapai Cinta Ibu

“Bu, ada teman yang mau datang bersilaturahim dengan ibu. Kapan bu ada waktu” Siang itu kuhampiri ibu yang sedang duduk menonton televisi. Ibu tak bereaksi apapun, seakan-akan tak mendengar dan merasakan kehadiranku.

“Bu, teman itu bermaksud datang melamar. Bagaimana kalau…”

“Ibu tak peduli dengan semua urusanmu. Kalau ada apa-apa hubungi saja kakek, biar kakek yang urus semuanya!” Dengan ketus ibu memotong pembicaraanku.

Tanganku yang baru saja kuletakkan di atas tangannya ditepiskannya dengan kasar.

“Tapi ibu kan orang tuaku satu-satunya, mau ngak mau ibu harus tahu urusanku ini. Lagi pula….”

Tak kulanjutkan ucapanku karena ibu telah beranjak pergi Begitu saja. Meski sudah kuduga ibu akan bersikap seperti ini, tapi tak urung air mataku jatuh juga.

Sore itu aku ke rumah kakek, bapaknya ibu. Selama ini beliaulah yang menopang ekonomi keluarga kami sejak bapak meninggal tujuh tahun lalu.

Mulanya kakek menolak. Alasannya aku baru saja menyelesaikan studiku dan belum mengamalkan ilmu yang kuperoleh selama empat tahun.

Malah kakek menawariku pekerjaan. Menjadi front officer di sebuah hotel berbintang milik seorang pengusaha yang kini menjadi orang nomor dua di republik ini. Kakek memang dekat dengan pejabat dan orang penting di daerah kami. Jadi, untuk urusan seperti ini bukanlah hal yang sulit baginya.

“Di sana kamu boleh kok berkerudung. Saya sudah bicara dengan Pak JK dan katanya hal itu bukan masalah,” bujuk kakek yang tahu kalau selama ini aku menolak pekerjaan yang mempersoalkan kerudungku.

Tawaran kakek itu kutolak dengan hati-hati. Sebelumnya aku ditawari teman kerja di bank konvensional. Sama seperti kakek, katanya aku boleh berkerudung. Tapi aku tahu, kalau pun dibolehkan pasti yang dimaksud bukan kerudung selebar yang kupakai sekarang. Apalagi saat ini diam-diam aku telah ber-niqab (bercadar-red) meski tak seorang pun di keluargaku yang tahu. Selain itu aku juga sadar, akan banyak pelanggaran syariat yang harus kulakukan jika menerima tawaran itu.

Tapi terus terang sempat terlintas juga kenikmatan yang akan kuperoleh bila mengiyakan tawaran-tawaran tersebut. Dengan materi yang kudapat aku bisa membantu meringankan beban kakek dan ibu. Apalagi aku masih punya delapan adik yang semuanya bersekolah, dan tentu saja masih sangat membutuhkan banyak biaya.

Dan yang paling penting, aku bisa kembali mendapatkan cinta ibu. Cinta yang hilang sejak aku memutuskan hijrah, setahun yang lalu. Ibu yang selama ini sangat hangat dan mencintaiku, sehingga sering membuat adik-adikku iri, telah berubah dingin dan sangat membenciku.

Mengingat semua itu air mataku kembali menetes. Ya Allah, hanya Engkau yang tahu betapa inginnya aku membahagiakan orang-orang yang sangat kucintai ini. Orang-orang yang paling berjasa dalam hidupku. Orang-orang yang memang sudah sepantasnya mendapatkan baktiku.

Tapi ya Allah, aku tak sanggup kalau harus kembali berkubang maksiat untuk memperoleh semua itu. Rasanya sudah cukup semua kemaksiatan yang kulakukan selama ini. Aku tak ingin kembali sesat setelah Engkau tunjukkan jalan-Mu yang lurus. Ya Allah, hanya Engkaulah tempatku mengadu dan bersandar.

“Sudahlah, kalau memang jodohnya biarkan saja. Daripada nanti jadi perawan tua, toh kita juga yang repot!” Nenek yang selalu mendukungku angkat bicara. Saat ini hanya beliaulah yang tidak berubah sikap. Malah diam-diam beliau sering memberiku uang, karena tahu kakek telah menghentikan bantuannya padaku.

Alhamdulillah, akhirnya kakek mau mengalah setelah sempat berdebat panjang dengan nenek. Tapi kemudian aku terhenyak ketika kakek menetapkan sejumlah uang yang menurutku cukup besar. Ya Allah, kalau memang ikhwan ini jodohku dan ia baik bagi diri dan agamaku, maka permudahkanlah urusan ini.

**

Pagi itu, tibalah hari yang sangat bersejarah dalam hidupku. Cuaca yang sejak malam bersahabat, mendadak mendung dan gelap. Sepertinya sebentar lagi turun hujan deras. Tapi gejala alam biasa itu rupanya dimaknai lain oleh sebagian keluargaku. Entah siapa yang memulai, beberapa orang kemudian berinisiatif membuang cabe ke atas genting.

“Biar hujannya tidak jadi turun!” begitu katanya ketika ditanyakan motifnya. Tapi yang bikin ksal ialah ketika salah seorang tante meminta (maaf) pakaian dalamku untuk dibuang ke genting. Katanya lebih ampuh dari cabe. Tentu saja aku menolak sambil menjelaskan kalau tak ada hubungannya antara pakaian dalam atau cabe dengan hujan.

Akhirnya, semua mengomel dengan kekerasanku. Apalagi tak lama kemudian hujan turun deras dibareng dengan angin kencang. Kami sampai sangat khawatir tenda-tenda akan roboh karenanya.

“Percuma, karena sudah terlambat membuangnya. Mestinya sebelum hujan gerimisnya turun.” Lamat-lamat kudengar suara tante menjawab pertanyan adikku.

Aku merasa curiga. Jangan-jangan telah terjadi sesuatu. Buru-buru kulongokkan kepalaku di jendela kamar. Di atas genting, kulihat beberapa biji cabe dan tiga lembar pakaian dalamku yang berhasil diambilnya tanpa sepengetahuanku, padahal sejak tante meminta aku telah mengunci lemari pakaianku.

Alhamdulillah hujan deras dan angin kencang berhenti kurang lebih setengah jam sebelum jadwal akad nkah. Di acara ini yang paling banyak berperan adalah teman-teman ikhwan dan akhwat LDK kampus. Selain karena ibu bersikeras tak ingin ikut campur, juga karena untuk pertama kalinya dalam keluargaku diadakan walimahan yang memisahkan antara mempelai wanita dan pria. Jadi, mereka belum tahu tata caranya.

Ada baiknya juga sikap keluar yang menyerahkan jalannya acara sepenuhnya padaku, meski suara suara sumbang tetap terdengar. Alhamdulillah, di walimahan ini tak ada musik maupun foto-foto. Semuanya berjalan sederhana dan sesuai syariat seperti keinginan kami.

Hampir sejam kemudian rombongan mempelai pria datang. Akad nikah pun segera dilaksanakan. Setelah itu kami pun dipertemukan. Hanya sebentar, karena keluarga suamiku memaksa masuk untuk melihatku. Suamiku hanya sempat meletakkan tangannya di dahiku sembari berdoa dan setelah itu bergegas keluar diikuti yang lainnya.

Aku pun bergerak keluar kamar. Dengan dituntun tante dan seorang akhwat aku menuju ke barisan orang tua untuk sungkeman. Ketika giliran ibu, beliau mendorong tubuhku sehingga aku hampir jatuh dibuatnya.

Aku menangis diperlakukan seperti itu. Kucoba mendekati ibu lagi, tapi teman yang melihat gelagat tidak baik segera menarikku sembari membisikkan agar aku sabar.

Aku pun dituntun untuk langsung menuju pelaminan. Dengan menahan air mata dan rasa sesak di dada, kupaksakan kakiku melangkah. Sikap ibu berlanjut dengan penolakannya menemuiku di pelaminan. Alhasil aku hanya berdua dengan nenek disana. Sore harinya, sat semua sibuk membereskan rumah, adik bungsuku datang menghampiriku. Dengan pelan ia menyampaikan pesan ibu. Katanya aku tak boleh lagi tinggal di rumah ini bila sudah menikah. Katanya, mulai sekarang aku bukan lagi tanggung jawab ibu karena sudah ada yang menanggungku.

“Iya aku tahu kok, bilang ke ibu secepatnya kami akan pindah,” jawabku berusaha bersikap biasa. Aku berusaha menahan gejolak hatiku yang tiba-tiba sesak, menyadari betapa bencinya ibu padaku, padahal sebelumnya akulah anak kesayangannya. Kehijrahanku telah membuat ibu berubah sangat drastis. Hanya dua hari kami berada di rumah ibu. Kemudian aku pun pindah ke rumah mertua. Disana aku disambut baik. Sangat baik malah. Maka mulailah aku berinteraksi dengan keluarga baruku, sambil belajar menyelami watak masing-masing dan senantiasa berusaha menjadi anggota keluarga yang baik.

Sementara ibu tetap dengan sikap dinginnya. Walaupun demikian aku tetap berusaha menyempatkan waktu mengunjunginya. Beliau lebih banyak diam, tapi pada suamiku sudah mau “membuka mulut”. Aku pun senantiasa berdoa agar Allah membuka hatinya dan menerimaku sehangat dulu lagi.

Sekitar dua tahun aku tinggal di rumah mertua. Suami yang seorang thalibul ‘ilmi mendapat tugas dakwah di daerah. Maka kami pun pindah menjalankan amanah yang baru pertama kalinya dibebankan pada suamiku.

Kini enam tahun telah berlalu, alhamdulillah sikap ibu telah membaik. Beliau kembali hangat karena kami telah membuktikan bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan dengan hijab syar’i-ku. Salah satu penyebab sikap keras ibu selama ini, beliau takut dikucilkan para tetangga karena anaknya berbeda dari yang lainnya.

Alhamdulillah aku berhasil membuktikan pada para tetangga bahwa meski berhijab, aku dan suamiku senantiasa menjaga silaturrahim dengan mereka bila kami datang mengunjungi ibu. Malah kini mereka terkadang meminta nasehat dan menanyakan hal-hal yang masih menjadi tanda tanya tentang dakwah salaf ini.

Ya Allah, terima kasih atas semua nikmat yang telah Engkau anugerahkan pada kami. Berilah kami kekuatan dan kemampuan untuk terus mendakwahkan manhaj salaf ini agar mereka yang belum mengerti dapat paham dan mengamalkannya sebagai satu-satunya jalan untuk meraih ridha-Mu. Amin.

(Ummu Abdillah, Sulsel)
Dikutip dari:JilbabOnline.or.id

Ubuntu Distro Linux Terfavorit

Baru-baru ini Linux Journal melakukan surver terhadap 5900 pembacanya berkenaan dengan software/hardware favorite yang disukai dan sering digunakan oleh user Linux. Ada beberapa software yang menjadi favorite antara lain webserver diduduki oleh Apache, database dengan MySQL, script dengan Phyton, office program oleh OpenOffice.

Dalam bidang distro, Ubuntu menduduki urutan pertama sebagai distro yang terfavorit dengan jumlah pemilih sekitar 37.4%. Kemudian diikuti urutan kedua oleh Mandriva 13.9% dan kemudian Fedora 11.1%.
Terpilihnya Ubuntu memang cukup mengejutkan banyak kalangan, walaupun ada sebagian pengamat sudah memprediksikan bahwa Ubuntu akan menduduki urutan yang pertama seperti tahun lalu.
Ubuntu mengalami perubahan besar dan berevolusi dari “little distro that could” menjadi “big distro that did”.

Sumber : infokomtek.com

Tips memilih Laptop yang tepat

Laptop sepertinya sudah bukan menjadi barang mewah lagi. Mereka yang mobilitasnya tinggi dan sering bepergian, memilih laptop sebagai ‘teman sejati’ yang menemani setiap pekerjaan mereka kemanapun mereka pergi.

Namun tak sedikit konsumen yang bimbang dan kebingungan saat ingin membeli laptop baru mengingat laptop bukanlah barang murah. Terlebih lagi saat ini bermunculan berbagai jenis laptop dengan beragam spesifikasi dan merk, pun harganya bervariasi. Tak jarang pula konsumen membeli laptop dengan spesifikasi yang ‘wah’ tanpa memikirkan kegunaannya.

Bagaimana memilih laptop yang sesuai dengan kebutuhan? Simak beberapa tips singkat berikut ini:

1. Tentukan dulu kegunaannya, apakah laptop akan dipakai untuk disain dan gaming, men-develop sistem, atau mobile. - Jika laptop dipakai untuk tujuan disain dan gaming, sebaiknya Anda memilih spesifikasi laptop dengan menitikberatkan pada kartu VGA (Video Graphics Array) dan memori yang handal. Jika Anda ingin laptop dengan kemampuan lebih tinggi, memilih teknologi multi-core dan arsitektur 64-bit sangat disarankan.

Untuk penggunaan disain grafis ataupun bermain game, sebaiknya pilih laptop dengan VGA yang tinggi kekuatannya dan memori yang besar agar disain dan bermain game terasa lebih ‘ringan’. Kartu VGA sendiri berguna untuk menerjemahkan output komputer ke monitor. Sedangkan memori merupakan sebuat alat penyimpan data digital sementara yang biasanya mempunyai kapasitas ukuran berdasarkan standard bit digital yaitu 16MB, 32MB,64MB, 128MB, 256MB dan seterusnya (kelipatan dua).

- Untuk developing, biasanya dibutuhkan software develop yang membutuhkan resource tinggi. Anda bisa memilih laptop dengan mempertimbangkan prosesor dan memori dengan spesifikasi tinggi agar bisa mengimbangi perkembangan piranti lunak dan developing tools yang kian hari kian ‘rakus’ memori. Teknologi multi-core dan arsitektur 64-bit juga disarankan.

- Untuk mobile, Anda bisa menekankan pilihan pada umur baterai, berat laptop, ukuran layar, serta beberapa fitur internal konektifitas seperti wifi, bluetooth, IrDA, NetworkCard, Modem.

2. Terlepas dari pemilihan penggunaan, beberapa yang harus dipertimbangkan dalam memilih laptop adalah soal besar layar, berat laptop dan umur baterai. Jika Anda akan sering memakai laptop di perjalanan, sebaiknya pilih laptop yang ringan, dengan ukuran layar yang tidak terlalu besar agar tidak kesulitan membawanya.

Umur baterai juga patut dipertimbangkan. Umumnya baterai laptop paling tidak bisa bertahan 2 hingga 3 jam tanpa terhubung ke adapter. Jika Anda ingin menghemat penggunaan baterai, matikan fungsi konektifitas seperti Wifi atau Bluetooth karena fungsi tersebut akan memperbanyak konsumsi baterai.

3. Pertimbangkan layanan purna jualnya.
Saat hendak membeli laptop, jangan lupa untuk mempertimbangkan layanan purna jualnya mulai dari gerai service (banyak atau tidak, mudah dijangkau atau tidak), ketersediaan spare parts serta harga jual kembali. Jangan memilih laptop yang spare parts-nya sulit dicari. Disarankan, jangan membeli laptop yang spare parts-nya sulit dicari.

Sumber: Detik Portal

April 05, 2009

smadav -> antivirus dari kalimantan

inilah kehebatan Smadav 2009 Rev. 3 yang membuat Smadavers akan bangga menggunakannya :
  • SmaRT-Protection jauh lebih hebat daripada Rev. 2
  • SmaRT-Protection untuk deteksi otomatis Flashdisk, mencegah SEMUA virus lokal & bahkan impor
  • SmaRT-Protection sudah support penuh untuk Vista
  • Pembersihan Registry sudah support untuk Vista
  • Pembersihan total virus-virus lokal baru, khususnya Harry Potter, Virus Shortcut, Yuyun.VBS.
  • Penambahan banyak database virus lokal baru dan perbaikan sistem penghitungan database virus.
  • dan banyak perbaikan lainnya…
SmaRT-Protection memang sungguh berbeda dengan proteksi antivirus lainnya, SmaRT-Protection adalah proteksi komputer tercepat, paling ringan dan paling sedikit memakai resource komputer jika dibandingkan dengan seluruh produk antivirus di dunia. Inilah salah satu keunggulan Smadav, karena scanner dan protection-nya berjalan sangat cepat dan ringan.

SmaRT-Protection dapat digabungkan dengan proteksi semua produk antivirus manapun. Walaupun Smadav 2009 Rev. 3 sendiri sudah cukup untuk mencegah SEMUA virus lokal & bahkan impor, saya tetap sangat menganjurkan agar Anda menggabungkan SmaRT-Protection dan PCMAV 2.0 Valkyrie dan ditambah lagi satu antivirus impor. Ini merupakan penggabungan proteksi yang luar biasa dan memperkecil kemungkinan komputer Anda untuk terinfeksi virus, mungkin sangat kecil hanya sekitar 1% sampai 2%. Dan setelah penggabungan ini, nantinya kita bisa buktikan bahwa kemungkinan besar SmaRT-Protection yang akan paling banyak melindungi komputer Anda dibanding antivirus lainnya.



sumber : smadav.net

Menjadi Manusia Pembelajar

Beramal tanpa berilmu adalah sia-sia, dan berilmu tanpa beramal adalah bohong. Lantas yang mana dulu yang harus kita kerjakan amal atau ilmu dulu??. Agar amal yang kita kerjakan itu diterima ada 2 syarat yang harus dipenuhi yaitu :

1. Ikhlas, karena Alloh

2. Sesuai dengan tuntunan Rosululloh

So…ilmu adalah no 1. Lalu bagaimana jika ilmu kita masih sedikit ?? . Ilmu itu adalah titipan Alloh yang akan bertambah bila diamalkan, kalau kita menunggu banyak ilmu untuk mengamalkan ilmu maka tak akan ada orang yang beramal. Ilmu itu tak akan pernah habis untuk dipelajari, tapi yang mempelajari ilmu akan habis. Jadi ber-amal lah dengan ilmu mu sebatas yang kau mampu.

Seorang manusia berhak dan wajib menuntut ilmu. “Mencari ilmu merupakan kewajiban asasi setiap individu muslim.”(Riwayat muslim). Seorang mukmin yang berilmu lebih tinggi derajadnya daripada mukmin yang tidak berilmu. Disinilah, ilmu menjadi sangat istimewa dibanding dengan harta yang banyak yang diburu manusia. Ilmu dan pencari ilmu sangat dimuliakan diantaranya yaitu :

- Ilmu merupakan warisan para nabi

Rosululloh bersabda “Sesungguhnya para nabi, tidaklah meninggalkan warisan berupa uang emas dan uang perak melainkan hanya meninggalkan warisan berupa ilmu. Barang siapa mengambilnya maka ia akan mendapat bagian yang sangat banyak.”(Riwayat bu Dawud)

- Ilmu itu abadi

Rosululloh bersabda, “ apabila manusia mati terputuslah amalnya, kecuali tiga perkar, sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang mendoakannya.” (Riwayat Muslim)

- Mendapatkan derajad yang tinggi dengan ilmu

“Alloh akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajad” QS. Al Mujadillah :11

- Sebagai tanda mendapatkan kebaikan

Bukhari –Muslim meriwayatkan dari Mu’awiyah Ra ia berkata bahwa Rosululloh SAW bersabda : “ Barang siapa yang dikehendaki baik oleh Alloh, niscaya diberi pemahaman agama yang mendalam oleh Nya “

- Ilmu = Jalan menuju Surga

Rosululloh bersabda, “Barangsiapa yang menempuh perjalanan dalam rangka mencari ilmu, Alloh memudahkan jalan baginya menuju ke surga.”(Riwayat Muslim )

Wah..jadi semangat menuntut ilmu ya….. sebenarnya bagaimana cara yang bener untuk mempelajari ilmu ?? ilmu itu tak bisa begitu saja didapat, kita tak bisa mempelajari ilmu secara instan karena ilmu itu harus dielajari secara perlahan-lahan dan rutin. Tak hanya ilmu agama, ilmu lainya pun begitu. Selain itu menuntut ilmu juga tak harus berada di suatu instansi, ilmu itu berada dimana saja. Diseluruh penjuru dunia ini adalah ilmu jika kita mau berpikir dan belajar darinya. Tiap apa yang kita temui adalah ilmu. Bersedekah adalah ilmu agama. Mengobrol adalah ilmu psikologi, yaitu kita bisa mempelajari sifat-sifat seseorang dari cara bicaranya. Makan adalah ilmu kesehatan yaitu saat kita memilih makanan yang baik buat kesehatan kita. Saat mengendarai motor menuju tempat ta’lim ada ilmu fisika, coba hitung berapa kali roda berputar selama dalam perjalanan. Ada rumusnya juga kan..hehhe tapi gak perlu dihitung keburu ta’limnya selesai nanti. Dan masih banyak lagi…kita dapat belajar dari peristiwa-peristiwa di sekitar kita. Karena dengan belajar kita dapat memperoleh ilmu dan dengan ilmu kita bisa beramal.(bersambung)

Internet Protocol Camera (IP Cam)

Gimana kalo internet itu dicampur dengan kamera, apa jadinya ??? web cam…??? (bukan, salah). Ini beda, kamera yang katanya model paling baru ini dinamakan IP Cam (Internet Protocol Camera). Yaitu kamera yang dapat diakses langsung via internet…emmm konsepnya mirip seperti cctv itu lho tapi bedanya cctv hanya dapat diakses/diliat ketika kita berada dalam ruangan. Kata lainya kita hanya dapat memantau kejadian ketika kita di ruang tersebut, sedang saat dah diluar gedung kita tidak bisa tau apa yang terjadi didalam ruang tersebut. IP Cam hadir sebagai solusi masalah itu. Dah tau jawabanya kan..ipcam bekerja seperti cctv (di dalam ruangan) tapi kita bisa mengaksesnya melalui internet. So kita bisa memantau kegiatan di dalam ruang yang dipasang ip cam itu walaupun kita gak ada diruangan tersebut..mau tau lebih jelas??? Cari aja DI PAKDHE GOOGLE…hahaha..

Sumber : on-line TA TV

Sungguh…Alloh sangat mencintaiku

Saat itu usiaku 22 tahun ketika aku memutuskan untuk menapaki hidup dalam manhaj ahlu sunnah wal jama’ah. Alhamdulillah Alloh memberiku kemantapan dalam menempuh pilihanku ini. Dulu aku adalah seorang anak ‘gaul’, aku kuliah 1 tahun jurusan perhotelan. Semua trend yang ada pada waktu itu aku ikuti, malah aku terkadang yang menjadi trend center buat temen2ku. Semuanya berkiblat ke barat –naudzubillah- . tetapi untungnya aku masih menjaga norma-norma pergaulan, aku tidak terjebak dalam budaya miras, narkoba ataupun sex bebas.

Awal aku mulai mengenakan hijab, orang tuaku menolak keras keputusanku itu. Mereka berpikir bahwa itu semua semata-mata karena suruhan ikhwan yang ‘dekat’ denganku itu. Ikhwan itu hanya memberikan pengarahan untuk aku, memberi tahu tempat ta’lim yang baik dan selanjutnya keputusan adalah mutlak karena hidayah Alloh dan keputusanku. Kami memang melakukan kesalahan oleh sebab itu setelah aku berhijab, kami memutuskan untuk segera menikah. Keinginan kami itu ditentang oleh orang tua kami. Orang tuanya, terutama ibunya kurang setuju karena kakak perempuannya belum menikah. Sedangkan orang tuaku menentang karena tidak suka melihat penampilan ikhwan itu. Orang tuaku masih belum bisa menerima penampilan orang2 yang seperti kami karena takut dikira “teroris”. Tapi akhirnya karena ketekatan kami, kamipun di-ijinkan menikah.

Setelah menikah, kami memutuskan untuk hidup mandiri. Kamipun pindah dari rumah, dan menjadi anak kos-kosan. Kami berdua hidup bahagia, suamiku masih bekerja di tempat yang dulu dengan gaji yang lumayan besar. Aku memutuskan untuk berhenti dari pekerjaanku karena aku tidak tahan dengan ikhtilat yang ada didalamnya. Beberapa bulan kemudian, tamu ‘bulanan’ wanita itu datang. Ini berbeda dengan bulan2 sebelumnya. Hampir dua minggu ‘tamu’ itu tidak berhenti. Kami pergi ke dokter, sungguh kami terkejut ketika dokter mengatakan bahwa itu adalah gejala keguguran. Rasanya bercampur, senang karena mengetahui aku hamil dan sedih karena mau keguguran. Alhamdulillah bayiku masih dapat dipetahankan, tapi aku diharuskan beristirahat total (bedrest) tak boleh bekerja apapun. Masa hamilku itu sangat membuatku lemah, aku tidak bisa makan nasi dan aku selalu muntah-muntah. Aku jadi semakin lemas, semua pekerjaan rumah dikerjakan sendiri oleh suamiku. Suatu pagi, ada yang aneh dari suamiku. Biasanya dia pagi-pagi sudah pergi bekerja, tapi pagi itu tidak. Akhirnya dengan mata merah dia bilang padaku bahwa dia dipecat. Dia difitnah temannya dengan tuduhan mencuri. Sebuah konspirasi terselubung yang memang telah direncanakan oleh temanya itu.

Kami mencoba bertahan dengan uang tabungan kami sambil suamiku mencari pekerjaan. Empat bulan masa kehamilanku itu memang sangat menguras habis tenaga kami dan juga menguras tabungan kami. Aku sering pendarahan sehingga mau tak mau hanya suamiku yang harus bekerja. Tabungan kami hampir habis sedangkan suamiku belum mendapat pekerjaan. Orang tuaku akhirnya meminta kami pulang ke rumahku, kami pun akhirnya mau karena ku pikir ini demi kebaikanku juga. Di rumah ternyata berbeda jauh dengan perkiraanku sebelumnya, aku yang seharusnya tak boleh bekerja apapun malah harus membantu pekerjaan rumahku. Karena mereka pikir orang hamil harus banyak bergerak agar sehat.

Dengan tabungan yang masih ada aku dan suamiku mencoba berwirausaha sendiri, kami menjual jilbab dan pakaian2 muslimah lainya. Suamiku juga mendapatkan pekerjaan, dia bekerja di sebuah counter (walaupun gajinya tak sebesar gajinya yang dulu). Tapi karena kehabisan modal dan tenaga kami berhenti berjualan. Kandunganku mulai membesar, selama itu pula aku semakin sering mengalami pendarahan. Kata bidan yang merawatku itu tidak apa-apa hingga kandunganku menginjak usia 7 bulan. Saat itu hari raya Idul Fitri, ba’da subuh aku bersiap-siap akan pergi sholat Id. Aku merasakan kakiku basah sehingga aku mengambil kain untuk mengusapnya, ku lihat di kain itu banyak sekali darah. L A G I…aku pendarahan, aku berjalan mencari bantuan hingga darah ku bercecer disepanjang jalan yang ku lewati. Seisi rumah heboh, bingung, suami dan ayahku tidak ada mereka masih di masjid. Aku diantar tetanggaku periksa ke bidan lagi. Atas rekomendasi bidan kami di suruh USG ke rumah sakit. Hasil USG menyatakan bahwa aku mengalami kehamilan plasenta letak rendah, sehingga makin besar kandungan maka aku pun akan sering pendarahan.

Aku dan suamiku sudah tidak punya uang lagi dan terpaksa kami pinjam pada ibuku (wlaupun ibuku mengikhlaskannya). Hari raya yang seharusnya aku bisa berkumpul bersama keluargaku itupun berakhir dengan istirahat total ditempat tidur. Setelah bertahan +- 1 minggu, pendarahan terakhir aku langsung dirujuk ke rumah sakit untuk melahirkan. Karena posisi bayiku yang berada di atas plasenta maka aku harus melahirkan secara cecar. Jika aku memaksa melahirkan normal, maka bayiku akan meninggal. Dan akhirnya aku dengar tangisan kecil itu, subhanalloh…Alloh telah memberikan amanah pada kami seorang anak wanita dengan berat 2,5 kg -> Hashifah Alifatu Rohmah ( anak pertama yang semoga menjadi wanita yang bijaksana). aku menjadi seorang ibu.

Aku hanya sebentar melihat anakku karena anakku harus segera mendapat perawatan, dia lahir prematur dan berat badannya terlalu sedikit hingga membuatnya harus menggunakan bantuan oksigen dan ‘dilistrik’. Tabungan kami sudah habis, kami bingung mau bayar rumah sakit pake apa. Suamiku telah berusaha maximal dan menggadaikan motornya. Kelahiran bayiku itu tak serta merta membuatku terus tersenyum, masih banyak tekanan batin yang ku alami saat itu. Ibu mertuaku tidak mau menjenguk cucu pertamanya itu, dia tidak datang sama sekali. Orang tuaku selalu menanyakannya, kami bingung harus berkata apa pada orang tuaku. Sedang orangtuaku sendiri, mereka juga hanya sebentar-bentar menjenguk kami dengan alasan di rumah sibuk. Karena aku dan bayiku dipisah, aku tidak bisa mengandalkan suamiku saja untuk merawat kami. Aku belum bisa merwat bayiku karena aku belum bisa kemana-mana dengan kondisiku yang seperti itu. Sedangkan bayiku perlu perhatian khusus karena dia sering muntah-muntah dan harus ditunggu.

Alhamdulillah… adikku mau membantu, di rumah sakit (sebagai sebuah keluarga baru yang belum berpengalaman apapun) kami hanya ber empat (aku, suamiku, bayiku, dan adikku) adikku dan suamiku menjadi petugas jaga, mereka bergantian menjaga dedek dan aku. Keluarga di sebelah sampe heran melihat kami, sebuah keluarga muda yang benar-benar mandiri tidak mendapat pengarahan dari orang tua. Sedang mereka, ditunggui orang tua nya, bayi mereka juga sehat. Kadang aku dan adikku menangis berdua, menangis karena iri kepada keluarga yang bahagia tadi yang kedua orangtuanya selalu mensuport mereka itu.

Lima hari berlalu, ibuku meminta agar aku segera keluar dari rumah sakit dengan alasan takut biaya makin besar. Kamipun menyetujuinya karena kami memang sudah tak punya tabungan lagi walaupun dedek belum sembuh bener. Kami punya saudara perawat, jadi kami pikir sementara dedek bisa dirawat oleh saudara agar bisa cepet sembuh. Selain belum bisa menyerap makanan, kata dokter dedek juga terkena downsyndrome(keterbelakangan). Kami menerima dengan ikhlas semua itu. Setelah -2 minggu di rumah, tak ada perubahan dengan dedek, ia tetap belum bisa menerima asi semuanya ia muntahkan kembali. Akupun akirnya mengambil keputusan untuk membawa dedek kembali ke rumah sakit. Berat badan dedek susut menjadi 1,7 kg, kami dimarahi dokter karena tidak segera membawa dedek ke rumah sakit. Dedek kembali di opname di rumah sakit, di infus, dedek masih muntah walaupun Cuma dikit. Dan beberapa hari kemudian, kami membawanya pulang ke rumah.

Dedek keliatan gemuk, kami pikir dedek akhirnya sehat. Tetapi tidak, 2 hari di rumah muntah dedek makin banyak dan berwarna hijau. Kamipun bertindak cepat dengan kembali membawanya ke rumah sakit yang lebih baik, atas rujukan bidan. Di rumah sakit itu adik mendapatkan perawatan yang baik, dia sudah kelihatan gemuk dan sehat. Pihak rumah sakit merujuk kami untuk pindah ke rumah sakit yang lebih canggih peralatannya untuk merawat dedek. Tak mempeduliakan biaya, dan hutang yang dah membengkak kami pun membawa dedek untuk pindah rumah sakit lagi. Di rumah sakit itu aku hanya bersama samiku. Jahitanku yang belum sembuh benar ini, membuat aku sedikit sulit bergerak cepat. Tetapi demi dedek, aku rela berlari kesana kemari menebus obat, mencari transfusi darah, dan banyak lagi yang harus di suntikkan ke tubuh dedek. Terakhir dedek divonis terkena kelainan usus dan kebocoran jantung. Dedek harus di operasi dengan harapan hidup hanya +-5%. Kami ambil resiko itu. Kami telah ber ikhtiar sekuat tenaga, sampe2 suamiku tiba-tiba berkata bahwa dia sudah tidak kuat lagi. Aku kasihan melihat suamiku yang telah berjuang keras, tenaga dan pikiran kesana kemari untuk mencari dana pinjaman buat menebus obat dedek.

Kami sudah pasrah terhadap apapun yang akan terjadi pada dedek, tanpa berhenti ber ikhtiar. Dan di suatu pagi, suster memanggil “ ibu hashifah….”. Jantungku berdebar kencang, aku telah mendapatkan firasat. Dedek telah pergi…dedek telah mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Tak kuasa mata ini menahan tangis, kami tidak menyesal dengan apa yang kami lakukan. Kami telah berusaha dan Alloh lah yang menentukan yang terbaik bagi kami.

Alloh benar-benar menyayangi kami. Aku bersyukur karena diberi kesempatan menjadi seorang ummi walaupun Cuma 30 hari, aku bersyukur memiliki suami seorang yang memiliki pemahaman agama yang alhamdulillah cukup baik. Mungkin Alloh memberikan kesempatan kami untuk belajar dulu agar kami benar-benar siap menjadi orang tua. Karena aku melahirkan caecar maka aku harus menunggu 2 tahun untuk hamil lagi.

Di ceritakan oleh ummu hashifah
Ditulis oleh : indonesia_manusia

Fenomena Nge- MIG (mig33) sebagai ajang ‘gaul’ masa kini

Mig33 sejadinya memang telah nge-trend dikalangan anak muda, bahkan mungkin juga pada mereka yang dah ‘gak muda lagi’. Menurut link yang saya baca, mig itu dah ada sejak tahun 2005 yang didirikan oleh Steven Goh dan Mei Lin. Kalau buat saya sendiri, saya tau tentang mig itu mungkin sekitar tahun 2007-an tapi baru make mungkin 4 bulanan yang lalu itu aja karena terpaksa… mengapa????. Yah ku pikir aplikasi buat chat yang bisa buat nge-ruum kaya gitu gak baik banget, apalagi di dunia maya itu penuh dengan tipu daya…(waduh..hehehe). tapi akhirnya saya kemakan dengan omnganku sendiri, pertama mungkin cuma coba2 nge-rum (kalo ini saya baru coba sejak 2 bulan yang lalu) n kutemukan rum yang sesuai dengan hati nurani J. My faforit rum à komputer, disitu ngebahas ‘all about computer’ dari software sampe hardware padahal saya gak cukup mudeng soal komputer kadang Cuma sok tau aja. Lama kelamaan, nge-mig jadi salah satu kebiasaanku.

Beberapa hari yang lalu saya tersadar, saya mulai berpikir ketika berada di sebuah rum yang isinya adalah para ikhwan dan akhwat yang pada ‘ngerti agama’. Kadang apa yang jadi bahan pembicaraan adalah sesuatu yang gak guna, kadang saya Cuma diam mengamati pembicaraan di rum itu (sedikit me-nyurvei aja). Ternyata kadang pembicaraan mereka itu memang gak penting banget. Dari sinilah, saya terinspirasi membuat sedikit wacana tentang fenomena itu.

Nge-MIG mungkin awal mulanya adalah budaya ‘ikut-ikutan’ aja bagi anak muda, gak nge-mig = jadul. Trend ‘ikut-ikutan’ bagi anak muda mang dah ngakar n ngebudaya. But… haree gini ikut2an??? Dah gak jamanya kalee, saatnya kita berprinsip dan berpegang teguh pada pendirian kita (merdeka !!!). Ups, tapi ikut2an yang gimana dulu yang harus gak diikuti (disambung lain waktu).

Back to topic, saya melakukan sedikit penelitian (Sedikit diantara banyak banget) di dua rum. Saya melakukan jajak pendapat yang pertanyaan-nya sebagai berikut :

1. berapa kali seminggu kalian online? (yang nie Cuma di 1 rum aja)

2. berapa jam perhari kalian online?

Ternyata dari +- 35 peserta hanya terdapat +- 4 respondenan lah (wah kasian banget ya…) tapi karena yang ngerespon sedikit, saya langsung menyimpulkan mereka online perminggu >= 4 hari, @ hari >= 1,5 jam. Hasil kesimpulan saya itu telah saya sampaikan dan mereka tidak membantah (diam berarti benar). Setelah didapatkan hasil tersebut, saya me-wawancarai beberapa responden yang ada. Saya sudah menduga dengan reaksi mereka itu ketika saya mengatakan bahwa “ nge-mig itu adalah perbuatan yang sia-sia”, mereka pasti balik menodong saya dengan balik bertanya/ngasih statement bahwa saya juga melakukan perbuatan sia2. Setelah itu lumayan…ada beberapa responden yang berkomentar. Jika kita sudah menyukai sesuatu hal walaupun terkadang hal itu buruk, otomatis kita akan mencari-cari alasan untuk membenarkan perbuatan kita, itulah manusia. Seperti ungkap salah satu responden katanya ngemig gak sia-sia, padahal dia bilang nge-mig Cuma buat iseng. Hahaha..bukanya perbuatan iseng = perbuatan sia-sia??

Satu hal yang membuat saya sedih, mereka yang tak acuh dengan arguman yang saya katakan itu….mereka malah kembali membicarakan sesuatu yang tak penting. Seperti tidak mau menerima kenyataan yang saya sampaikan (bukan ber suudzon).

Dari Abu Hurairoh Ra dia berkata : “ Rosululloh SAW bersabda : “ Termasuk kebaikan Islam seseorang adalah dia meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat” [Hadist hasan, demikian dikeluarkan oleh At Tirmidzi dan lainnya]1 . Sungguh teramat sangat disayangkan rum yang insya Alloh isinya adalah orang2 yang berilmu agama baik, tapi malah kurang tanggap terhadap masalah yang dapat melalaikan ini.

dalam QS. Al A’Raaf 179 “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai “. Sungguh saudaraku.. kemajuan teknologi informasi yang cukup pesat ini adalah ujian bagi kita. Kita memang telah mendapat kemudahan dalam komunikasi maupun lainnya. Tapi jangan sampai kenikmatan dunia itu menjadikan kita lalai, kita lebih senang terhadapnya daripada mempelajari ilmu2 yang ada atau kita mengurangi menelaah ilmu demi sesuatu yang tidak bermanfaat.

Jadikanlah kecanggihan teknologi itu sebagai media untuk berilmu dan beramal bukan untuk menyianyiakan ilmu dan amal. Ya Alloh betapa sia-sia waktu yang telah Engkau berikan, memang sungguh kami termasuk orang-orang yang merugi jika terus membiarkan trend itu menjadi bagian dari hidup kami.

Wahai saudara, dunia maya itu memang indah kadang kita terbawa dan terlarut dalam angan-angan semata. It’s not real but we can do something right with it (hehehe, sok inggris). Sungguh memang sulit untuk melepaskan kebiasaan itu, saya dah nyoba seminggu ini hasilnya memang belum sesuai harapan. Banyak sekali godaan untuk buka mig, seperti ada ajakan “ayo nge mig” dan akhirnya saya terkadang kalah melawan bisikan itu. Tapi Alhamdulillah, saya dah bisa mengontrol dan memilah2 antara yang penting dan yang gak penting.

Sungguh saya sebagai orang yang masih awam dalam agama ini tidak bermaksud menggurui atau lainnya. Saya hanya ber empati, saya takut generasi2 penerus para ulama seperti kalian terlalaikan pada sesuatu yang remeh.Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa saya sesat, pasti saya akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka bumi, dan pasti saya akan menyesatkan mereka semuanya,” Al Hijr :39. Renungkanlah sobat, dan marilah kita kurangi kebiasaan itu. Paling tidak kita berusaha lah. Apakah dengan nge-mig itu lebih banyak manfaatnya daripada mudharatnya ?? wallohu a’lam

1] diambil dari buku Arbaun An- Nawawiyah